Kampus merupakan kawah
candradimuka bagi para mahasiswa. Dari mencari ilmu, pengalaman, tempat
berorganisasi sampai untuk menempa diri demi masa depan kelak. Semuanya
terbingkai dalam kehidupan kampus. Bila melihat hal-hal tersebut, pasti akan
terbayang pula dua kategori mahasiswa yaitu aktivis dan akademikus. Mahasiswa
yang aktif diperkuliahan sekaligus berorganisasi di lembaga kemahasiswaan
dengan mahasiswa yang hanya aktif di dunia perkuliahan saja karena sangat
mengejar prestasi akademiknya.
Tak dapat dipungkiri,
mahasiswa yang aktivis selain mempunyai tanggung jawab diorganisasinya juga
mempunyai amanah yang besar dari orang tua untuk mencari ilmu dibangku
perkuliahan. Oleh karena itu, para aktivis kampus haruslah punya pendirian
untuk berkomitmen menjadi aktivis
akademis. Maksudnya adalah selain aktif dan berprestasi diorganisasinya, para
aktivis juga harus berusaha mengsinergiskannya dengan prestasi dibidang
akademiknya.
Bagaimanapun, bila seorang
mahasiswa sudah memutuskan dirinya untuk menjadi seorang aktivis kampus. Maka
mahasiswa tersebut juga harus siap untuk me-manage waktunya.
Mengoptimalkan segala waktu yang ada untuk benar-benar bertanggung jawab
terhadap setiap kepercayaan yang sudah dilimpahkan kepadanya.
Karena dapat dikatakan jika
mahasiswa akademikus memiliki nilai yang bagus itu merupakan hal yang wajar.
Sebab mereka hanya mempunyai orientasi kampus, perpus, kantin dan kos. Berbeda
dengan mahasiswa yang aktivis, selain bergelut dalam bidang yang sama dengan mahasiswa
akademikus, mereka juga disibukkan dengan aneka kegiatan diorganisasinya
masing-masing. Tak ayal, mereka juga harus rela untuk mengorbankan tenaga,
uang, waktu, bahkan pengorbanan untuk menunda kepulangan ke rumah demi bertemu
sanak keluarga.
Pada dasarnya menjadi
mahasiswa aktivis maupun akademikus atau bahkan bukan keduanya adalah sebuah
pilihan. Untuk keputusannya, diri kitalah yang dapat menilai mana yang paling
terbaik untuk kita. Sebab hidup adalah sebuah pilihan, tapi jangan dilupakan
pula bahwa setiap pilihan mengandung risikonya masing-masing. Jadi jangan
pernah takut untuk memilih keputusan dalam hidup ini. Karena hidup memang
diharuskan untuk memilih. Tinggal bagaimana kita sebagai algojo yang memutuskan
pilihan tersebut.
No comments:
Post a Comment