Monday, January 31, 2011

Dilarang Apatis

Gerakan mahasiswa bisa dikatakan tak boleh absen dalam peranannya menyikapi kebijakan pemerintah yang tidak pro dengan rakyat. Mahasiswa juga dituntut merespon masalah-masalah sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat. Dengan mandat sosial yang diberikan kepadanya sebagai agent social of change, mahasiswa diharapkankan dapat menjadi sarana penyalur aspirasi dan kontrol sosial untuk menuju perubahan yang diinginkan oleh rakyat.

Sebagai kaum yang menegakkan keadilan dan kebenaran dengan sikap yang kritis serta progresif. Gerakan mahasiswa dapat merubah nasib bangsa ini kearah yang lebih baik, sehingga patutlah gerakan mahasiswa ini mempunyai gelar agen perubahan sosial, karena sejarah juga mencatat bahwa perubahan sosial, pembebasan rakyat dari penguasa tirani cenderung dimotori oleh gerakan mahasiswa.

Sedangkan pada realitanya, sekarang justru tak sedikit mahasiswa yang apatis terhadap kondisi sosial dan politik negaranya. Nalar kritis dan sikap dinamis para mahasiswa sekarang kian luntur dan banyak mahasiswa yang hanya berorientasi pada kelulusan saja tanpa peduli terhadap kondisi sosial sekitarnya. Keadaan mahasiswa yang apatis dan apolitis ini merupakan kondisi yang memprihatinkan. Bagaimana jadinya negara ini ke depan jika garda terdepan dalam melakukan perubahan sudah apatis dan apolitis?

Oleh karena itu, mahasiswa dilarang apatis dan apolitis. Kehadiran gerakan mahasiswa sangat dibutuhkan sebagai upaya membangun kesadaran politik rakyat dan pedampingan terhadap rakyat ketika berhadapan dengan kedzaliman penguasa.